Tuesday, January 17, 2012

Ketika El Clasico Datang Lagi


Tahun baru, semangat baru, tapi masih tradisi lama.
Yup, tradisi yang udah beribu-ribu taun, *mulai lebay*, bertaun-taun udah selalu gw lakukan.
Apa itu???
Jeeng..jeeeng...jeeeng...jeeeng..
Menonton pertandingan antara Real Madrid vs Barcelona.
Atau yang lebih populer disebut el clasico.

Sebagai Madridista sejati, saya selalu penasaran untuk menyaksikan el clasico.
Padahal, kalo dihitung-hitung, sejak dari awal saya suka Real Madrid, entah sudah berapa jilid el clasico yang saya tonton.
Rasanya seperti ibu-ibu yang dengan setia menonton sinetron Cinta Fitri meski sampai ke season 100 pun.

Masih ingat rasanya, ketika dulu kami, para Madridista, selalu santai ketika menyaksikan pertandingan melawan Barcelona.
Ya, dulu Madrid memang sempat merasakan era superioritas di atas klub Catalan itu.
Rasanya, meski pertandingan sudah pasti akan berjalan sengit, namun ujung-ujungnya Madrid pasti menang.

Tapi, sudah beberapa tahun terakhir ini, kami, oh mungkin lebih tepatnya saya, selalu was-was ketika mereka harus berhadapan kembali dengan Barcelona.
Was-was bukan karena takut kalah tetapi was-was karena mereka sering berkelahi dan ujung-ujungnya pemain Madrid ada yang kena kartu merah.
Was-was karena pemain Barcelona sering jatuh dan mengerang kesakitan di lapangan yang ujungnya memantik emosi pemain Madrid.
Padahal, kalo menurut saya sih, cuekin aja.
Jangan terbawa emosi dan drama yang diusung tim lawan.
Tapi, mungkin susah juga kalo sudah terbawa suasana dan adrenalin pertandingan.
Bawaannya emosiiii terus.

Akhir-akhir ini, Madrid juga sering kalah dengan skor telak, entah itu 5-0, 6-2, atau 3-1.
Jadi, kadang kesel rasanya melihat gawang mereka kebobolan sebegitu banyak.
Sebenarnya sih, sisi positif dari kalah dengan skor telak itu tetep ada.
Ya, Iker Casillas semakin sering disorot kamera.
Hahaha.
Dengan tampang nestapa tentunya.

Mungkin karena sering kalah dengan skor telak itulah, para pemain jadi punya beban psikologis *di bawah sadar* setiap akan melawan Barca.
Padahal, kalo diukur dari kemampuan dan skill, Madrid tentu tidak kalah.
Perasaan inferior karena sering kalah ini mungkin yang jadi penyebab mereka sering memble dalam beberapa kesempatan terakhir.
Pemikiran ini mungkin belum tentu benar dan hanya ide gila saya saja.
Tapi, memang kelihatannya, mental pemain Madrid sering drop jika Barcelona sudah mencetak gol ke gawang mereka.
Padahal, Real Madrid punya sejarah comeback yang brilian di jagat sepak bola.
Lihat saja, yang teranyar, bagaimana mereka begitu semangat mengejar ketertinggalan dari Mallorca akhir pekan lalu.

Nah, ini sebenarnya PR buat Mr. Special One.
Mungkin bukan hanya strategi yang harus diracik dengan baik, tapi juga sokongan mental dan psikologis untuk pemain.
Seluruh ofisial tim mungkin juga harus mulai bersikap lebih tenang dari para pemain di lapangan, terutama ketika terjadi ribut-ribut di tengah pertandingan.
Ketenangan itu tentu sedikit banyak akan membantu para pemain, yang emosinya sedang naik, untuk lebih mengontrol sikap dan amarah mereka.

Kalo saya sebagai fans sih tentu akan selalu mendukung El Real dalam kondisi apapun.
Baik itu kalah ataupun menang.

Jadi, untuk el clasico edisi kali ini, saya sudah siap kalah.
Tapi...
Saya lebih siap lagi untuk menang.( ^_________~)
Kita lihat hasilnya Kamis nanti.

Hala Madrid! 


Regards,

1 comment:

Ifnur Hikmah (iiph che) said...

Gue juga selalu menunggu2 el classico, tp untuk mendukung Barca pastinya *meski nggak ada yang lebih menarik bagi gue selain derby della Madoninna (Milan vs Inter). Forza Inter, ;p
Well, kapan itu gue pernah baca twitnya mbak Yayas, dosen filsafat @sarasdewi yang cerita tentang el classico. Dia cerita abis nonton film dokumenter ttg sejarah awal el classco ejak jaman baheula yg diawali oleh permasalahan politik antara Spanyol dan Catalan. Isu itu mengembang ke lapangan hijau krn dua klub ini sama2 kuat. CMIIW ya.
Well, ternyata isu politis di sepakbola bukan cuma milik Indonesia saja ;p